Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Festival Anak Bajang Ajak Publik akan Dunia lebih Baik

Meskipun disingkirkan dan diabaikan karena buruk-rupanya, jogja bay adventure waterpark Anak Bajang menghadirkan keceriaan di tengah situasi putus asa. Anak Bajang selalu berikhtiar mencapai kesempurnaan.

Festival Anak Bajang terdiri dari enam rangkaian acara, yaitu peresmian Museum Anak Bajang oleh Direktur Jendral Kebudayaan Kemendikbudristek, perayaan 40 tahun Anak Bajang Menggiring Angin, ditandai dengan peluncuran edisi cetak-ulang, peluncuran cerita bersambung Anak Bajang Mengayun Bulan, pameran lukisan Sukrosono oleh Susilo Budi, pentas tari oleh sanggar tari Bambang Paningron pementasan wayang Sumantri Ngenger oleh Ki Purwoko.

Festival ini merupakan langkah awal Museum Anak Bajang dalam mendukung program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kemendikbudristek,” kata Kepala Museum Anak Bajang, Rhoma Dwi Aria Yuliantri.

tree, away, landscape, nature, path, trail, migratory path, clouds, sky, green, blueKUNJUNG: Pengunjung sedang melihat karya di Festival Anak Bajang, Omah Petroek, Wonorejo, Hargobinangun, Pakem. RADAR JOGJA- Museum Anak Bajang menggelar Festival Anak Bajang secara hibrid, Senin (27/9) di Omah Petroek, Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman.

Kepala Museum Anak Bajang, Rhoma Dwi Aria Yuliantri menjelaskan, Anak Bajang merupakan sosok pewayangan yang menjadi tokoh dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin pada tahun 1981 yang menggambaran dunia yang buruk rupa, tetapi penuh harapan.

Dunia yang ditelanjangi pandemi, harga tiket jogja bay juni 2019 tetapi sekaligus dunia yang penuh harapan akan solidaritas menuju keceriaan baru. “Pandemi COVID-19 telah menampakkan wajah dunia yang buruk-rupa itu.

Rhoma mengatakan dalam festival ini mengajak semua pihak, lebih-lebih pekerja media, untuk tetap tangguh dalam menyebarkan optimisme. Di tengah pandemi, jurnalistik menjadi ujung tombak penyebaran harapan dan keceriaan.

”Festival Anak Bajang menghadirkan sosok Anak Bajang sebagai sumber belajar untuk menerima keadaan, belajar hidup sederhana, belajar untuk bersolidaritas, dan terus memberi meski keadaan terbatas.

Namun di tengah serba buruknya dunia akibat pandemi, berkembang harapan. Harapan akan kesembuhan dan kesehatan; harapan akan solidaritas untuk kehidupan yang lebih baik,”ujar Rhoma Dwi Aria Yuliantri.

Di daerah ini Anda masih bisa merasakan nuansa kolonial yang kental. Saat sore hari tempat ini selalu ramai wisatawan yang ingin bersantai dan berfoto.

Posting Komentar untuk "Festival Anak Bajang Ajak Publik akan Dunia lebih Baik"